Bab I, II Uji Kualitas Air



PRAKTIKUM UJI KUALITAS AIR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Tujuan
Tujuan dari praktikum pengujian kualitas air yaitu, pertama mahasiswa mampu untuk menganlisa kualitas air yang akan diamati. Kedua, mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara kerja uji TSS dan uji kekeruhan air. Ketiga, mahasiswa mampu mengelompokkan kualitas air sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui uji laboratorium.

1.2  Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan baik bagi makhluk hidup maupun makhluk tak hidup. Air adalah sumber alam yang sangat vital dan penting bagi fungsi kehidupan seperti bereaksi terhadap segala stimulus, tumbuh, bermetabolisme, dan bereproduksi, sehingga merupakan salah satu yang paling bernilai bagi kehidupan di muka bumi. Air dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik, industri, irigasi, perikanan, pertanian dan lainnnya
Namun meningkatnya aktivitas manusia yang dimaksud, dapat mengakibatkan adanya pencemaran lingkungan yang dapat dilihat dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas, pertanian maupun industri non migas lainnya, sehingga sangat berpotensi terjadinya pencemaran air, yang disebabkan oleh buangan limbah dari kegiatan manusia tersebut. Sehingga kualitas air turun ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Sehingga untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya terhadap kualitas air akibat aktivitas perkembangan industri, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan dan pengendalian pencemaran kualitas air, dengan menetapkan baku mutu air, yaitu batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di dalam air, tetapi air tersebut dapat digunakan sesuai dengan kriterianya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian TSS
     TSS (Total Suspended Solid) merupakan bahan tersuspensi yang terdiri lumpur, pasir halus, dan jasad renik yang berasal dari kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam air. Material padat tersuspensi ini tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori 0.45 μm. Zat padat atau pertikel-partikel yang tersuspensi dalam air dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal (Agustira, 2013).

2.2 Pengaruh TSS terhadap Kualitas Air
     TSS yang memiliki kandungan tinggi dalam air akan meghalangi masuknya sinar matahri ke dalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis yang menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas ke dalam air oleh tanaman. Jika suatu perairan terhalangi dari sinar matahari maka tanaman tersebut akan berhenti memproduksi oksigen yang kemudian akan mati. TSS ini juga menyebabkan penurunan terhadap kejernihan dalam air, sehingga perairan menjadi semakin keruh (Purba, 2009).

2.3 Metode Uji TSS
Metode untuk menguji atau mengetahui nilai dari TSS yaitu dengan menggunakan metode gravimetri. Metode ini merupakan metode pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan secara fisik dari komponen lainnya maupun dengan solvennya. Agar gravimetri dapat berhasil maka harus dipenuhi persyaratannya yaitu proses pemisahan yang harus cukup. Untuk batas ambang TSS dalam air yaitu 50 mg/L yang diukur dengan menggunakan metode gravimetri (Fatimah, 2014).

2.4 Pengertian Kekeruhan
Kekeruhan atau yang juga disebut turbiditas merupakan suatu ukuran biasan cahaya dalam suatu perairan.Kekeruhan ini merupakan tingkat kecerahan yang ditentukan oleh banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang ada di dalam air. Kekeruhan bisa disebabkan oleh partikel-partikel organik maupun anorganik yang termasuk dalam koloid yang tersuspensi seperti tanah liat/ lempung, endapan lumpur, partikel organic yang koloid, plankton, dan organisme mikroskopis lainnya (Yuniarti, 2007).

2.5 Pengaruh Kekeruhan terhadap Kualitas Air
     Salah stu faktor yang mempengaruhi kualitas air adalah kekeruhan dimana kekeruhan ini merupakan kandungan bahan organik maupun anorganik yang terdapat di perairan sehingga proses kehidupan organisme yang ada di suatu perairan. Apabila di dalam air terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan oleh intensitas cahaya matahari yangmasuk ke dalam perairan sangat terbatas. Sehingga tumbuhan air tidak mampu untuk menghasilkan oksigen yang menyebabkan kualitas air menjadi rendah karena minimnya kadar oksigennya (Taufieq, 2009).

2.6 Metode Uji Kekeruhan
     Metode yang digunakan untuk menguji kekeruhan adalah metode Nefelometrik. Metode Nefelometrik merupakan suatu metode pengukuran kekeruhan air yang bekerja dengan cara melewatkan sumber cahaya pada air sehingga intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan dapat diketahui. Semakin tinggi intensitas cahaya yang dihamburkan maka tingkat kekeruhannya akan semakin tinggi (Rachmansyah, 2014).

2.7 Pengertian pH
pH atau derajat keasaman merupakan ukuran suatu konsentrasi yang menunjukkan suasana asam atau basa. pH biasa digunakan untuk menyatakan keasamaan atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Untuk mengukur pH biasanya digunakan indikator berupa kertas lakmus Selain kertas lakmus, indikator pH juga bisa diketahui dengan menggunakan pH meter. Kisaran nilai pH yaitu 1-14, untuk pH normal memiliki niali 7 yang artinya netral. Sementara untuk pH > 7 menunjukkan suasana basa pada suatu zat dan untuk pH < 7 menunjukkan suasana asam pada suatu zat (Debataraja dan Robeth, 2011).

2.8 Pengaruh pH terhadap Kualitas Air
     pH memiliki pengaruh besar terhadap kualitas air misalnya dalam suatu perairan, karena pH dalam tidak lepas dari berbagai aktivitas yang terjadi di perairan. Nilai pH dalam suatu perairan nilainya konstan karena adanya penyangga cukup kuat dari hasil keseimbangan karbon dioksida, asam karbonat, karbonat dan bikarbonat yang disebut buffer. Perubahan pH berakibat pada toksisitas dari bahan-bahan yang bersifat racun dan perubahan komoditas biologi perairan. Perubahan pH juga menandakan baik atau buruknya suatu perairan. Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan sehingga air bersih akan bereaksi netral dengan pH ideal yaitu 7-8,5. Kondisi perairan yang terlalu asam maupun terlalu basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme (Silalahi, 2010).

2.9 Metode Uji pH
     Prinsip cara uji derajat keasman (pH) dengan menggunakan alat pH meter adalah sebuah metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktifitas ion hidrogen secara potensiometri atau elektrometri dengan menggunakan pH meter. pH larutan merupakan minus logaritma konsentrasi ion hydrogen yang ditetapkan dengan metode pengukuan secara potensiometri dengan menggunakan pH meter. pH meter yang digunakan adalah harus pH meter yang terkalibrasi (Azmi, 2016).

2.10 Suhu
     Suhu merupakan besaran yang menyatakan derajat panas dan dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu secara valid. Pada suatu perairan, suhu dipengaruhi oleh posisi matahari, letak geografis, musim, dan kondisi atmosfer (Kalangi dkk, 2013).

2.11 Pengaruh Suhu terhadap Kualitas Air
     Salah satu parameter kualitas air adalah suhu, suhu menjadi parameter yang sangat penting dalam proses metabolisme organisme di perairan. Perubahan suhu yang mendadak atau kejadian suhu yang ekstrim akan mengganggu kehidupan organisme bahkan dapat menyebabkan kematian. Dengan matinya organisme maka dapat diketahui bagaimana kualitas air tersebut (Silalahi, 2010).

2.12 Metode Uji Suhu
     Metode yang digunakan untuk mengukur suhu yaitu dengan metode pengukuran. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer pada suhu ruang. Sampel yang akan diuji dimasukkan dalam gelas beaker secukupnya, kemudian dilakukan pengukuran dengan termometer dan didiamkan sampai suhu pengukuran konstan atau tidak berubah-ubah lagi (Nusi, 2013).

2.13 Baku Mutu Kualitas Air
     Menurut Sasongko (2014), untuk menjaga agar kualitas air tetap terjaga dan sesuai dengan kondisinya, maka pemerintah menerbitkan peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu, pertama nilai pH berada pada antara 6 – 8. Kedua temperatur,  dimana dalam berbagai proses industri air sering digunakan sebagai medium pendingin, setelah digunakan air tersebut akan menerima panas dari bahan yang didinginkan lalu dibuang ketempat asalnya, air buangan ini jelas akan mempunyai temperatur yang lebih tinggi dari air asalnya. Ketiga, bau air yang tergantung dari sumber airnya. Keempat yaitu kesadahan, air yaitu adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut, air yang mempunyai tingkat kesadahan pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun yang terlalu tinggi sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosi/ karatan dan juga menimbulkan kerak-kerak pada wadah-wadah pengolahan. Kelima yaitu BOD, BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Keenam yaitu COD, COD adalah suatu uji untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dokhromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air. Ketujuh yaitu DO, DO atau oksigen terlarut merupakan parameter mutu air karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran. Berikut merupakan tabel contoh baku mutu air limbah domestik tersendiri yaitu:
Parameter
Satuan
Kadar maksimum
pH
-
6 – 9
BOD
mg/L
30
COD
mg/L
100
TSS
mg/L
30
Minyak dan lemak
mg/L
5
Amoniak
mg/L
10
Total Coliform
Jumlah/100 mL
3000
Debit
L/orang/hari
100

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gudang Tembakau, Tempat Pengeringan Daun Tembakau Kualitas Ekspor

Alat Pengering Daun Tembakau