Gudang Tembakau, Tempat Pengeringan Daun Tembakau Kualitas Ekspor
Gudang
tembakau atau yang bisa disebut dengan gudang loss merupakan tempat pengeringan
daun tembakau menggunakan metode pengovenan dengan bahan bakar dari kayu bakar,
bonggol jagung, jerami, serabut kelapa, dan bahan lainnya yang mudah untuk
dibakar dan mampu menghasilkan uap panas. Gudang pengering ini dibangun dalam
skala besar (biasanya milik perusahaan) ataupun skala kecil milik kelompok tani
dan perorangan.
Gudang
tembakau dibuat dari rangka bambu dengan pondasi cor beton. Gudang tembakau
dilinduni oleh gedek bambu sebagai
dinding, jendela, dan pintu. Atap gudang berupa welit yang berasal dari daun tebu kering. Gudang yang berukuran
sangat besar, juga memakan biaya cukup besar untuk mendirikannya. Bisa jadi
lebih memilih membangun rumah daripada membangun gudang tembakau karena berbeda
tipis.
Membangun
gudang ini cukup menjanjikan lho, karena umur ekonomis bangunan yang cukup lama
hingga 10 tahun dan perawatan yang mudah. Hal tersebut tentu bisa dijadikan
aset petani untuk mengeringkan daun tembakau hasil panen sebelum dijual untuk
diolah menjadi rokok ataupun di-ekspor
ke berbagai negara. Namun sayangnya, hal yang perlu diwaspadai adalah gudang
ini mudah terbakar karena terdiri dari bahan-bahan kering.
Tembakau merupakan tanaman perkebunan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Bagaimana tidak, tembakau menjadi salah satu
ekspor terbesar di Indonesia. Tanaman yang memiliki nama latin Nicotiana
tabacum L. ini masih menjadi primadona bagi petani salah
satunya petani Kabupaten Jember. Ikon Kabupaten Jember berikut universitas
ternama di Jember juga menggunakan logo tembakau sebagai simbol komoditas
unggulan Kabupaten Jember.
Tembakau Jember, dikenal sebagai tembakau
terbaik setelah Kuba. Tembakau yang ditanam rata-rata merupakan tembakau yang
digunakan sebagai bahan dasar cerutu, juga sebagai bahan pengikat serta pengisi
aroma cerutu yang berkualitas.Tembakau yang ditanam mayoritas adalah tembakau
yang dikembangkan dengan kualitas ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar cerutu
dunia seperti TBN Na Oogst.
Tahap pengeringan daun tembakau menjadi suatu
proses yang cukup vital di sektor hulu pertembakauan. Bagaimana tidak, tembakau
yang tingkat kekeringannya di bawah rata-rata tentu akan mendapatkan harga jual
yang rendah karena selain mudah berjamur, juga membuat warna daun tidak sesuai
standar yang diminta.
Tidak hanya petani, pihak pabrik pun sangat
menginginkan kualitas tembakau yang baik dan berkualitas. Oleh karena itu,
petani pun tetap menjaga agar harga jual hasil panennya tidak anjlok. Hal tersebut
dilakukan agar kualitas serta harga jual terjaga.
Melihat lebih dekat, di dalam gudang tembakau
terbagi atas beberapa shaf atau longkang yang
beruas-ruas. Hal tersebut berguna untuk mengikat dan membentangkan tali rafia
yang berisi jejeran daun. Antar shaf dibangun tiang-tiang dari bambu dan diikat
kuat menggunakan kawat. Di bagian depan gudang biasanya terdapat atap kecil
yang dilengkapi kursi bambu untuk beristirahat.
Lantai gudang tetap dipertahankan berupa
tanah. Pada bambu tersampir bentangan daun-daun tembakau kering sehingga
langit-langit berwarna hijau kecoklatan yang menguarkan aroma semerbak yang
khas.
Terdapat aktivitas apa saja di dalam gudang
tembakau? Daun tembakau setelah dipetik dari sawah, kemudian dijahit atau sujen menggunakan
tali rafia yang terdiri dari 30-35 helai daun sejak pukul setengah tujuh pagi
oleh beberapa perempuan setengah baya. Proses petik daun dilakukan sangat pagi
karena daun yang dibiarkan tertumpuk terlalu lama di lapangan bisa mengalami
penguapan air yang berlebih karena kondisi panas.
Daun yang sudah dipetik peka terhadap faktor
luar daripada daun yang masih melekat di pohon. Setiap perlakuan yang dapat
menimbulkan kerusakan fisik seperti memar atau sobek perlu dihindari, karena
akan menurunkan kualitas sehingga menurunkan harga jual.
Daun tembakau yang telah dijahit selanjutnya
beralih ke proses selanjutnya yaitu pengeringan. Daun-daun yang telah dijahit
direnggangkan agar lebih cepat terjadi penguapan dan kering. Ujung-ujung benang
rafia diikatkan pada bambu.
Proses pengeringan diawali dengan pelayuan 3
hari. Kemudian dikukus menggunakan api kecil selama 3 hari. Setelah warna
menjadi rata, dilakukan pengeringan menggunakan api besar selama kurang lebih 4
hari. Lama waktu proses pengeringan semakin meningkat, tergantung posisi daun
dan cuaca, semakin ke atas posisi daun maka semakin lama keringnya.
Komentar
Posting Komentar